Pindang Majalengka Ini Begitu Menggoda Dengan Aroma Khasnya


MAJALENGKA - Pindang khas pasundan di daerah Cicalengka mungkin telah dikenal dengan nama pindang Ma Ecot. Tapi, di daerah Desa Lemahputih, Desa Kepuh, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, pindang ikan mas berasa lidah sunda itu telah dikenal sejak tahun 1950-an.



Pindang Ma Ikah dari Desa Lemahputih atau pindang Pa Ihud dijual laris manis di pasar Reboan dan warung nasi yang ada bawah pegunungan Cakrabuana tersebut di masa tahun 1950.

Pindang Ma Ikah dikenal karena rasanya yang khas, manis karena gula merah yang cukup, warna pindangpun kehitaman, ada pula rasa asin dan hangat ciri lainnya kering dan beraroma khas. Saking terkenalnya pada masa itu, maka para pedagang pasar Reboan yang saat itu berdatangan dari Kecamatan Talaga, Cikijing dan Kawali, Kabupaten Ciamis hampir semua menginap di rumah Ma Ikah, karena mereka ingin tetap makan dengan pindang Ma Ikah tersebut.

Demikian juga para penikmat pindang lainnya, banyak yang datang sejak pagi hari sebelum pasar dibuka karena pindang Ma Ikah selalu habis pada pukul 08.00 pagi. Padahal pedagang pindang saat itu bukan hanya Ma Ikah, namun juga datang dari Sukajadi, Cidomas dan Sindangbarang.

Kini, Ma Ikah telah tiada, para putranya tak ada yang melanjutkan usaha pindang ikan mas tersebut. Namun pindang sunda tersebut masih terus berlanjut, generasi kedua setelah Ma Ikah adalah Mang Ihud (70) dari Desa Sukawangi. Kendati sudah uzur, namun Mang Ihud kini masih tetap berjualan ikan pidang tersebut berkeliling menjelajahi pasar mingguan di wilayah Majalengka seperti di Kalapadua, Pasirhanja, Lemahputih, kecamatan Lemahsugih, atau Pasar Malausma, kecamatan Malausma dan pasar Bantarujeg, Kecamatan Bantarujeg.

Dari Mang Ihud ini kemudian berkembang lewat keponakannya melanjutkan industri ikan pindang tersebut. Mereka menyebar mengisi pasar tradisional di wilayah Kabupaten Majalengka seperti pasar Cigasong, Talaga, Maja dan Cikijing. Atau Pasar Wado dan Kirisik, Sumedang.

Toto (32) cucu dari salah seorang bandar pindang, Itas misalnya dia mengisi pasar Majalengka, setiap hari dia membawa sekitar 1 paso ikan pindang mas dan muali berjualan pada pukul 06.00 WIB, sekitar pukul 11.00 atau paling siang pukul 12.00 WIB jualannya sudah habis.

Sedangkan Maman kakaknya berjualan di Pasar Maja, juga membawa satu paso ikan pindang. “Sekarang banyak yang jualan tapi menyebar ke sejumlah pasar,” kata Toto.

Itas sendiri kini setiap harinya menghabiskan sekitar 1 kw ikan mas, pedagangnya cukup banyak menyebar kesejumlah pasar. Ikan yang dipindangnya diperoleh dari para petani ikan di maja, atau Majalengka serta rajagaluh. “Sekarang yang jualan pindang seperti ini kebanyakan di Cidomas, mereka mendapat warisan dari kekek buyutnya,” kata Itas.

Salah seorang konsumen pindang Nerah mengatakan, pindang ikan mas manis ini enak kalau dimakan dengan petai, lalab pohpohan atau pucuk daun mangga gedong. “Anak-anak sekarang mungkin kurang begitu menyukai pindang seperti ini karena rasanya yang manis,” kata Nerah.



Source link

0 Response to "Pindang Majalengka Ini Begitu Menggoda Dengan Aroma Khasnya"

Posting Komentar